1)
Guru sebagai sumber belajar
Peran
guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran
dengan baik dan benar. Guru yang profesional manakala ia dapat menguasai materi
pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar
bagi anak didiknya. Apapun yang
ditanyakan siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang diajarkannya, ia akan
bisa menjawab dengan penuh keyakinan. Sebagai sumber belajar, guru harus
memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswanya. Guru
harus mampu menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa yang
biasanya memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa lainnya. Guru harus mampu melakukan pemetaan materi
pelajaran, misalnya dengan menentukan materi inti (core), yang wajib dipelajari
siswa, mana materi tambahan, dan mana materi yang diingat kembali karena pernah
dibahas.
2)
Guru sebagai sumber fasilitator
Sebagai
fasilitator guru guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam
kegiatan proses pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran sebagai
fasilitator, ada beberapa hal yang harus dipahami guru :
1. Guru perlu memahami berbagai jenis media dan
sumber belajar beserta fungsi
masing-masing media tersebut. Pemahaman terhadap media penting, belum tentu
suatu media cocok digunakan untuk mengajarkan semua bahan pelajaran.
2. Guru perlu mempunyai keterampilan dalam
merancang suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Dengan merancang
media yang cocok akan memudahkan proses pembelajaran, yang pada gilirannya
tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.
3. Guru dituntut untuk mampu
mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan sebagai sumber
belajar, termasuk memanfaatkan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi menuntut
setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi mutakhir. Melalui
teknologi informasi memungkinkan setiap guru bisa menggunakan berbagai pilihan
media yang dianggap cocok.
4. Guru sebagai fasilitator guru dituntut
agar mempunyai kemampuan dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting,
kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan siswa menangkap pesan
sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
3)
Guru sebagai sumber pengelola
Sebagai
pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam menciptakan iklim
belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui
pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk
terjadinya proses belajar seluruh siswa. Sebagai menager guru memiliki empat
fungsi umum :
1.
Merencanakan
tujuan belajar
Fungsi
perencanaan merupakan fungsi yang sangat penting bagi seorang manajer. Kegiatan
dalam melaksanakan fungsi perencanaan diantaranya memperkirakan tuntutan dan
kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus, menentukan topik yang akan
dipelajari, mengalokasikan waktu, serta menentukan sumber yang diperlukan.
Melalui fungsi ini guru berusaha menjembatani jurang dimana murid berada dan
kemana mereka harus pergi. Keputusan semacam ini menuntut kemampuan berpikir
kreatif dan imajinatif.
2.
Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar
Fungsi
pengorganisasian melibatkan penciptaan secara sengaja suatu lingkungan
pembelajaran yang kondusif serta melakukan pendelegasian tanggung jawab dalam
rangka mewujutkan tujuan program pembelajaran yang telah direncanakan.
3.
Memimpin
yang meliputi memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa
Fungsi
memimpin adalah fungsi yang bersifat pribadi yang melibatkan gaya tertentu.
Tugas memimpin adalah berhubungan dengan membimbing, mendorong, dan mengawasi
siswa sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4.
Mengawasi
segala sesuatu apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam
rangka pencapaiaan tujuan.
Fungsi
mengawasi bertujuan untuk mengusahakan peristiwaperistiwa yang sesuai dengan
rencana yang telah disusun. Dalam batas-batas tertentu fungsi pengawasan
melibatkan pengambilan pengawasan yang terstruktur, walaupun proses tersebut
sangat kompleks.
4)
Guru sebagai pembimbing
Seorang
guru dan siswa seperti halnya petani dengan tanamannya. Seorang petani tidak
bisa memaksa agar tanamannya cepat tumbuh dengan menarik batang atau daunnya.
Tanaman itu akan berbuah manakala ia memiliki potensi untuk berbuah serta telah
sampai pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani adalah menjaga agar
tanamannya itu tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama dan penyakit yang
bisa menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh dengan sehat, hingga
tanaman menghasilkan buah. Demikian juga halnya seorang guru. Guru tidak dapat
memaksa agar siswanya jadi “ini” atau jadi “itu”. Siswa akan tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kemampuannya. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan,
dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya. Agar
guru dapat berperan sebagai pembimbing, ada dua hal yang harus dimiliki :
1. Guru harus memahami anak didik yang
sedang dibimbingnya. Misalnya memahami tentang gaya dan kebiasaa belajarnya,
memahami potensi dan bakatnya.
2. Guru harus memahami dan terampil dalam
merencanakan, baik merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai, maupun
merencanakan proses pembelajaran. Proses bimbingan akan dapat dilakukan dengan
baik, manakala sebelumnya guru merencanakan hendak dibawa kemana siswanya, apa
yang harus dilakukan, dan lain sebagainya.
5)
Guru sebagai demonstrator
Peran
guru sebagai demonstrator adalah peran guru agar dapat mempertunjukkan kepada
siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami
setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator :
1.
Sebagai
demonstrator berarti guru harus menunjukkan sifat-sifat terpuji dalam setiap
aspek kehidupan, dan guru merupakan sosok ideal yang dapat diteladani siswa.
2.
Sebagai
demonstrator guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi
pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa.
6)
Guru sebagai motivator
Dalam
proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting.
Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kurangnya
kemampuan. Tetapi disebabkan oleh kurangnya motivasi untuk belajar. Oleh karena
itu untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif untuk
dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Beberapa hal yang patut
diperhatikan agar dapat membangkitkan motivasi belajar adalah sebagai berikut :
1) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai,
2) Membangkitkan minat
siswa,
3) Menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan,
4) Memberi pujian yang wajar terhadap
keberhasilan siswa,
5) Memberikan penilaian yang positif,
6) Memberi komentar tentang hasil pekerjaan
siswa, dan
7) Menciptakan persaingan dan kerjasama.
7)
Guru sebagai konselor
Guru sebagai konselor,
perlu memiliki keterampilan cara membantu anak-anak yang mengalami kesulitan
tertentu.
8)
Guru sebagai evaluator
Sebagai
evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi tidak hanya dilakukan
terhadap hasil akhir pembelajaran (berupa nilai atau angka-angka) tetapi juga
dilakukan terhadap proses, kinerja, dan skill siswa dalam proses pembelajaran.
Sebab melalui evaluasi guru dapat menentukan apakah siswa yang diajarkannya
sudah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga mereka layak
diberikan program pembelajaran baru; atau malah sebaliknya siswa belum bisa
mencapai standar minimal, sehingga mereka perlu diberikan remedial. Sering guru
beranggapan bahwa evaluasi sama dengan melakukan “tes”, artinya guru telah
melakukan evaluasi manakala ia telah melakukan tes. Hal ini tentu kurang tepat,
sebab evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau makna tertentu
pada sesuatu yang dievaluasi. Dengan demikian tes hanya salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk menentukan makna tersebut. Kelemahan yang sering terjadi
dengan pelaksanaan evaluasi
selama ini adalah guru dalam menentukan keberhasilan siswa terbatas hanya pada
hasil tes yang dilakukan secara tertulis. Akibatnya sasaran pembelajaran hanya
terbatas pada kemampuan siswa untuk mengisi soalsoal yang biasa keluar dalam
tes. Oleh karena itu evaluasi semestinya juga dilakukan terhadap proses
pembelajaran. Hal ini sangat penting sebab evaluasi terhadap proses
pembelajaran pada dasarnya evaluasi terhadap keterampilan intelektual secara
nyata.
Harrah's Casino Las Vegas - MapyRO
BalasHapusFind the best and cheapest Harrah's Casino 밀양 출장마사지 Las 춘천 출장샵 Vegas 강원도 출장안마 hotels in Las Vegas. Amenities Include 여수 출장안마 a snack bar, a concierge, 사천 출장안마 and complimentary WiFi at